Setiap membaca
sebuah cerita, saya akan berusaha membayangkan tempat dan keadaan di mana
cerita itu terjadi. Saat membayangkan orang-orangnya, saya akan berusaha
mencocokkannya dengan deskripsi yang ada di buku. Salah satu detail yang
penting namun tidak mudah dibayangkan adalah cara mereka berpakaian. Pakaian,
kan, selalu berubah seiring waktu. Pakaian bisa menceritakan sesuatu mengenai
pemakainya jika dikaitkan dengan waktu dan tempat. Misalnya saja, ada seorang
yang mengenakan jas dan dasi di hutan belantara, pasti kesannya berbeda dengan
orang yang mengenakan baju safari. Orang yang mengenakan baju zirah di tahun
2013? Bisa kita tebak dia adalah a) peserta pesta kostum, atau b) seorang
ksatria abad pertengahan yang tidak sengaja ikut terbawa mesin waktu.
Mengapa saya bilang
tidak mudah untuk membayangkannya? Karena kita (terlebih lagi saya sendiri)
belum tentu punya pengetahuan mengenai pakaian yang sering dipakai pada
masa dan tempat tertentu. Kita (saya) mungkin mengingat era disko di tahun 70-an
dengan baju yang berwarna menyolok dan celana lebar, tapi bagaimana dengan
tahun 40-an? Yang saya tahu zaman itu eyang saya memakai batik, tapi entah apa
yang dipakai para wanita di Eropa dan Amerika. Dengan niat untuk mengurangi
sedikit kebingungan itulah saya membuat post ini, semoga bermanfaat untuk
mendalami novel-novel yang ditulis atau bersetting di era tertentu.
Novel-novel Agatha
Christie yang sangat banyak jumlahnya itu ditulis dalam periode lima dekade
(1923-1977), jadi, post ini akan terbagi menjadi beberapa bagian.
Periode 1920-an
{The Man in the Brown Suit (1924),
The Murder of Roger Ackroyd (1926),
The Big Four (1927), The Mystery of the Blue Train (1928)}
sumber: retronaut.com |
Dekade 20-an
dipengaruhi dengan optimisme setelah perang dunia pertama berakhir. Para
perempuan menjadi lebih terbuka dan bebas dalam beraktivitas*. Gaya tomboi dan
simple yang bertentangan dengan tradisi yang mengikat menjadi tren. Gaun yang
dikenakan berpotongan lurus dan longgar dengan aksen jumbai dan payet. Gaun ini
biasa dikenal sebagai flapper dress. Panjang roknya bervariasi, dari sepanjang
betis sampai sepanjang lutut pada sekitar tahun 1926-1928. Penanda lain dari
fashion zaman ini adalah garis pinggang yang letaknya di pinggul sehingga
bentuk tubuh tidak terlihat.
Selain gaun, para
wanita mulai mengenakan pakaian yang lebih kasual dan maskulin. Coco
Chanel adalah trensetter zaman itu. Aksesoris yang umum adalah topi cloche yang berbentuk pas kepala dan menutupi
dahi. Potongan rambut pendek melengkapi gaya ini.
ilustrasi majalah La Femme Chic, Juli 1927 |
Gaya kasual juga
terlihat pada pakaian pria. Warnanya menjadi lebih berani. Mereka memakai jaket pendek
dan meninggalkan setelan formal hanya untuk acara khusus saja. Sport clothes
mereka berupa sweater dan celana pendek yang disebut knickers. Bahan yang berat seperti tweed dan flannel banyak digunakan. Untuk suit,
contoh yang mudah dibayangkan adalah.... Gangster X) Benar, lihat saja setelan
jas pas tubuh, celana ber-suspender ditambah topi (biasanya fedora) sebagai
pelengkap.
Para pria dalam drama Broadwalk Empire yang bersetting di tahun 20-an |
Tuxedo yang lengkap dengan aksesorisnya akan dipakai untuk acara
malam hari.
Topi bulat atau bowler seperti yang dipakai Poirot juga tren di zaman ini.
untuk contoh tux.. cuma untuk contoh saja... |
Topi bulat atau bowler seperti yang dipakai Poirot juga tren di zaman ini.
sumber: hatsinthebelfry.com |
(Bersambung: Periode tahun 1930an)
__________________________________________________
*) Tahun 1929 adalah pertama kalinya wanita di bawah usia 30 tahun boleh mengikuti pemilihan umum di Inggris
Sumber:
- http://en.wikipedia.org/
- http://www.thepeoplehistory.com
Nice. Kalau mau dihubungkan dengan cerita, coba ceki2 Misteri 7 Lonceng (?), disitu diceritakan ribetnya Bundle menyusup dengan memakai celana berkuda. Jaman sekarang sih tinggal pakai jeans.
BalasHapusiya, zaman itu belum ada jeans dan masih ketat banget peraturan berpakaiannya XD
Hapus