Catatan: Untuk artikel kali ini pembahasan difokuskan mengenai fashion di Inggris saja karena dampak perang berbeda di tiap negara :)
Periode 1940-an
{Five Little Pigs (1942), The
Body in the Library (1942), The Moving Finger (1943),
Towards Zero (1944), The Hollow (1946), Taken
At The Flood (1948)}
UTILITY CLOTHING IN BRITAIN, 1943© IWM (D 14790) |
Perang Dunia Kedua
menyebabkan kemampuan produksi menurun sementara permintaan
meningkat karena para tentara membutuhkan banyak peralatan dan perlengkapan baru, sehingga
pemerintah Inggris menetapkan ransum/pembatasan bagi barang konsumen.
Pembatasan untuk pakaian disebut CC41 (Civilian
Clothing 1941) yang mengatur jumlah bahan per baju dengan detail,
termasuk jumlah kancing, lipit, jahitan, dan saku yang diperbolehkan.
Pemerintah memastikan bahan pakaian diproduksi dengan baik sesuai standar dan
tidak dijual melebihi harga walaupun berkualitas rendah (kainnya tipis daripada
bahan pakaian biasanya). Untuk mendukung keputusan itu sembari menunjukkan
bahwa keterbatasan tidak menghalangi kreativitas mereka, Board of Trade (semacam departemen perdagangan
Inggris) meminta sebuah forum yang beranggotakan desainer-desainer kenamaan
Inggris untuk merancang pola pakaian bersahaja sesuai dengan pembatasan yang
disebut utility clothing. Pakaian dengan
bahan yang lebih baik boleh diproduksi selama 85% hasil produksi mereka berupa utility clothing.
perbandingan busana sebelum dan semasa perang |
Wanita umumnya
mengenakan rok beberapa senti di bawah lutut, blus simple, blazer dengan bahu
agak lebar, rapat di pinggang, yang dipengaruhi dengan gaya militer namun lebih
feminim, sepatu berhak rendah atau wedge
yang nyaman (peep-toe dilarang karena
tidak melindungi kaki!), dan rambut dipotong sebahu untuk kepraktisan. Pakaian
atau aksesori rajutan yang bisa dibuat sendiri menjadi pilihan jika benang wol
tersedia. Stocking menjadi barang langka dan sangat sulit dicari karena ketiadaan kedua bahan
utamanya: sutra biasanya diimpor dari Jepang sedangkan nilon digunakan tentara sebagai
parasut. Wanita diminta bekerja dalam berbagai profesi yang sebelumnya hanya
terbatas untuk kaum laki-laki (seperti membantu angkatan udara/laut,
mengemudikan traktor, dst) memakai celana atau seragam terusan. Turban atau scarf populer dipakai wanita segala golongan
untuk gaya sekaligus menutupi rambut yang berantakan karena bekerja keras.
Tetap menawan dalam perang |
Kedengarannya nggak terlalu berat sih, tapi ternyata tiap orang hanya bisa mendapat pakaian baru dengan kupon/point yang diberikan pemerintah setiap tahun, sehingga pakaian baru yang bisa mereka dapatkan sangat terbatas walaupun mereka memiliki uang yang diperlukan. Para wanita menjadi kreatif dengan menambal pakaian lama dan memodifikasi setelan pria (yang kebanyakan pergi berperang) menjadi pakaian wanita, atau pakaian orang dewasa menjadi pakaian untuk anak. Namun begitu, dalam keadaan yang sulit ini para wanita Inggris tidak menyerah untuk tampil cantik. Mereka selalu menjaga riasan wajah dan rambut tetap rapi untuk menaikkan moral.
Para pria yang tidak
bertugas mengenakan kemeja tanpa manset, dasi berbahan rayon, pulover atau
sweater, dan kadang dilengkapi jas yang kerahnya lebih sempit dan tidak
mempunyai penutup saku. Banyak juga yang memilih untuk mengenakan setelan lama
mereka.
-----------------------
Mohon maaf kalau agak melenceng dari topik dan
terlalu banyak tanda kurung ^_^;
Sumber:
Sumber:
http://www.1940.co.uk/acatalog/french-american-and-british-wartime-fashion.html
http://cargocultcraft.com/2010/03/16/utility-fashion-picture/
http://www.liverpoolblitz70.co.uk/2011/02/25/wartime-fashion/
http://www.hullcc.gov.uk/museumcollections/collections/storydetail.php?irn=233&master=455
http://en.wikipedia.org/wiki/1930%E2%80%931945_in_fashion
http://cargocultcraft.com/2010/03/16/utility-fashion-picture/
http://www.liverpoolblitz70.co.uk/2011/02/25/wartime-fashion/
http://www.hullcc.gov.uk/museumcollections/collections/storydetail.php?irn=233&master=455
http://en.wikipedia.org/wiki/1930%E2%80%931945_in_fashion
Tidak ada komentar
Posting Komentar