5 Mar 2014

Murder on the Orient Express (Pembunuhan di Orient Express)


Judul Asli: Murder on the Orient Express
Judul Terjemahan: Pembunuhan di Orient Express
Alih Bahasa:Gianny Buditjahja
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 286 halaman
Terbit: 1978 (Cetakan VI, Mei 2000) 

Setelah tugas yang melelahkan di Siria, Hercule Poirot menantikan perjalanan panjang yang membosankan di kereta api menuju London. Tidak disangka sesuatu terjadi di kereta yang menyeberangi Eropa itu. Seorang penumpang ditemukan mati, terbunuh dengan kejam. Terlebih lagi, pembunuhan terjadi tepat di samping kamar Poirot! Apakah mereka bisa menemukan pembunuhnya di antara para penumpang sementara mereka terjebak di negara antah-berantah (uhukyugoslaviauhuk)? 

Sampul dari Berkley (2004)
Sebaiknya kita mulai dengan kronologi cerita ini: Hercule Poirot baru saja tiba di Istanbul ketika ia mendapat telegram yang memintanya segera kembali ke Inggris karena ada situasi darurat. Ia bertemu dengan teman lamanya, Tuan Buoc, direktur Compagnie Internationale des Wagons-Lits (Indonesia: Perusahaan Gerbong-Tidur Internasional, pengelola Orient Express) yang membantu Poirot mendapatkan tempat di Orient Express yang -tidak biasanya- sudah penuh penumpang. Di kereta, Poirot didekati oleh Ratchett. Jutawan Amerika itu meminta Poirot melindunginya karena baru-baru ini dia mendapatkan ancaman pembunuhan. Karena Poirot tidak menyukai Ratchett sedari pandangan pertama, dia menolaknya walaupun diberi tawaran sebesar dua puluh ribu dolar (kalau ditaksir dengan uang sekarang, nilainya lebih dari 300.000 dollar).

Selain Ratchett, penumpang lain yang menarik perhatian Poirot adalah Mary Debenham, seorang tutor berkebangsaan Inggris yang berkepribadian tegas, Nyonya Hubbart, seorang ibu dari Amerika yang suka mengobrol dengan semua orang, Princess Dragomiroff, bangsawan wanita tua yang berpergian dengan pelayannya, Kolonel Arbuthnott, veteran perang dari India, dan pasangan muda Count-Countess Andrenyi. Seperti yang dikatakan Tuan Buoc, keragaman penumpang dalam kereta itu hampir tak dapat ditemui di tempat lain.
"Di sekeliling kita sekarang, ada orang-orang dari segala macam lapisan, segala macam bangsa dan semua tingkatan umur. Untuk tiga hari ini, orang-orang ini, orang-orang yang tak kenal satu sama lain, berkumpul bersama-sama. Mereka tak dapat menghindarkan diri dari yang lain."
Sampul terbitan GPU (2007)
Pembunuhan itu sendiri terjadi selepas tengah malam. Tepatnya pukul 12.45, kalau menurut jam rusak yang ditemukan di saku piyama korban. Berhubung kereta mereka terjebak salju dan tidak bisa meminta bantuan polisi asing, Tuan Buoc meminta Poirot untuk menemukan pelakunya dengan bantuan seorang dokter yang berasal dari gerbong kereta lain. Poirot pun bergerak mengumpulkan bukti dan segera saja mereka menemukan nama asli Ratchett dan kejahatan yang dilakukannya di masa lalu. Ternyata firasat Poirot terbukti benar, Ratchett dulunya adalah penjahat kejam. Motif yang kuat untuk pembunuhan, kalau saja mereka bisa menemukan orang yang berhubungan dengan masa lalu Ratchett di dalam kereta...

Sayangnya, misteri tidak bisa dipecahkan begitu saja walaupun bukti-bukti sudah terkumpul. Terlalu banyak bukti sampai bisa dibilang mencurigakan. Para tersangka memiliki alibi yang kokoh karena dipastikan oleh kondektur gerbong dan penumpang lain. Benarkah pembunuh sebenarnya sudah melarikan diri walaupun tidak ada jejak di salju di sekeliling kereta?

Misteri Pembunuhan di Orient Express hanya bisa diselesaikan dengan pengamatan jeli dan otak yang tajam milik Poirot. Percakapan sambil lalu bisa diubahnya menjadi petunjuk penting. Sebuah noda minyak bisa membawanya pada penyelesaian kasus yang luar biasa.
"Yang tak mungkin tak bisa terjadi, karena itulah yang tak mungkin harus menjadi mungkin meski dari segi pandangan kelihatannya tidak demikian." - Hercule Poirot (mungkin terinspirasi oleh Sherlock Holmes)
Tidak salah kalau buku ini menjadi salah satu buku favorit saya. Walaupun saya sudah beberapa kali membacanya dan tahu akhir ceritanya (dan meminjamkannya ke teman-teman, sampai sampulnya kucel begitu), tetap saja saya terjebak dalam alur cerita yang menyita perhatian, sampai terbawa emosi saat pelaku menjelaskan motifnya. Tokoh-tokohnya seperti biasa, dideskripsikan dengan detail dan menarik dengan segala rahasia mereka. Ide pembunuhan yang nyaris sempurna (kalau saja tidak ada Poirot dan salju) dijelaskan dengan masuk akal walaupun kemungkinannya terjadi di kehidupan nyata sangat kecil. 


Trivia:


  • Sudah diadaptasi beberapa kali ke layar perak. Walaupun saya belum pernah menontonnya dan hanya membaca sinopsis, saya tidak akan merekomendasikan adaptasi tahun 2010 karena akhir ceritanya berbeda dari buku.
  • Kereta Orient Ekspress benar-benar ada dan masih beroperasi sampai tahun 2009. Berikut peta perjalanannya (kereta Poirot melalui rute berwarna hijau):


14 komentar

  1. Buku ini bikin aku kepingin banget naik orient express suatu hari nanti XD harganya mahaaal bow ;p tapi ini emang salah satu buku dengan twist terdashyat yaa.... oiya, keren tuh punya yang edisi 1978 :D dan kekucelannya menambah nilai sejarahnya LOL

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ini salah satu novel AC pertama yang saya baca dan semakin menambah kekaguman pada AC :D
      Asyik banget ya kalau bisa naik orient express XD

      Hapus
  2. Cari karya AC yg judulnya 'curtain' n 'the murder of roger ackroyd' , 'and then there were none' sulit sangat, d gramed tinggal yang dalam bentuk 'bundle' , hmm... Langka tuh novel.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin bisa lewat toko buku online? (bukabuku dll).

      Hapus
  3. bener buku ini dibaca ulang pun tetap menarik :)

    BalasHapus
  4. Ini adalah novel Agatha Christie yang terbaik menurut saya. Beliau memang selalu menyajikan twist yang mengejutkan di ending, tapi Murder on the Orient Express terasa berbeda. Saya juga terkesan dgn langkah yang Poirot ambil sebagai jalan keluar bagi si pembunuh. Dingin dan berkelas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. AC memang sepertinya condong ke arah memberi keadilan pada penjahat, jadi pembaca (atau setidaknya saya) pun merasa puas :)

      Hapus
  5. One of the best.....omong2, kenapa AC banyakan bikin pembunuhan di kereta api, ketimbang di alat angkutan lain (pesawat, bis, dsb) hahaha....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, betul. Sepertinya kereta ideal karena menyediakan ruangan dan waktu yang cukup untuk sebuah pembunuhan (jangan dicoba ya XD)

      Hapus
  6. Baru aja nonton film adaptasinya yang tahun 2010, endingnya beda ya sama di buku? Hueee buku aku ilang jadi lupa gimana endingnya.

    Btw selalu dahsyat deh klimaks dan plot twist yang dibikin sama Ibu AC ini. Nice blog :))

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  8. Ya memang kelebihan novel2 detektif agatha salah satunya di ending

    BalasHapus
  9. Dari semua film adaptasi novel murder on the orient express (1974, 2001, 2010) yang sudah saya tonton, saya justru suka yang thn 2010. Tapi, saya belum lihat yang versi jepang 2015 dan yang nanti akan tayang thn 2017 (yang jd Mr. Ratchett katanya Johnny Depp)

    BalasHapus

© Sel-Sel Kelabu
Maira Gall