Judul Asli: The Adventure of the Christmas Pudding
Judul Terjemahan: Skandal Perjamuan Natal
Alih Bahasa: Ny. Suwarni AS.
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 376 halaman
Terbit: September 2002 (cetakan ketiga)
The Adventure of the Christmas Pudding (Skandal Perjamuan Natal) adalah kumpulan cerita pendek karya Agatha Christie. Apa yang membuat buku yang pertama kali terbit di Inggris pada tanggal 24 Oktober 1960 istimewa? Selain karena memuat cerita-cerita yang menampilkan Hercule Poirot dan Miss Marple dalam satu buku, Dame Christie menyebutkan dalam kata pengantar bahwa Skandal Perjamuan Natal adalah 'hidangan Natal' yang khusus ia racik untuk para pembacanya! :D
Hmmm... Kira-kira seperti apa sih hidangan Natal hasil olahan sang Ratu Cerita Kriminal? Mari kita intip dua di antaranya (dan kebetulan keduanya juga cerita favorit saya):
1. The Adventure of the Christmas Pudding (Skandal Perjamuan Natal)
"Jangan makan puding plum yang dihidangkan sedikit pun juga.
Dari seseorang yang berniat baik terhadap Anda."
Di luar kebiasaannya yang lebih memilih tinggal di London selama musim dingin, kali ini Hercule Poirot melewatkan liburan Natal di Kings Lacey, sebuah rumah besar di daerah pedesaan. Tentu harus ada alasan yang cukup kuat hingga sang detektif berkenan meninggalkan 'sarangnya' yang hangat di London, dan itu adalah kasus pencurian permata yang dapat menghancurkan reputasi seorang pangeran muda dari Timur. Lalu apa hubungan hilangnya permata itu dengan para penghuni Kings Lacey? Di tengah-tengah penyelidikan, Poirot dibuat bingung saat tepat di malam Natal ia menemukan sehelai kertas disematkan di bantalnya. Kertas itu bertuliskan peringatan supaya Poirot jangan memakan puding yang dihidangkan.
Benar saja. Sebuah puding plum yang menggoda selera disajikan tepat saat perjamuan Natal. Apakah Poirot akan tetap menyantapnya meski sudah diperingatkan? Dan yang lebih penting lagi: Berhasilkah ia menemukan permata yang hilang itu?
2.Yang Tak Diperhitungkan (The Under Dog)
"Kalau yang Anda tanyakan siapa yang paling mudah naik darah di rumah ini, Sir..."
Poirot mengangkat tangannya.
"Oh! Saya tak boleh menanyakan hal itu," katanya dengan halus. "Sebaliknya saya harus bertanya siapa yang paling penyabar?"
Poirot diminta menyelidiki peristiwa terbunuhnya Sir Reuben Astwell. Uniknya, istri korban, Lady Astwell, yakin seratus persen bahwa si pelaku adalah Owen Trefusis, sekretaris almarhum, padahal tak ada satu pun bukti yang mendukung kecuali 'intuisi' sang Lady belaka ^^ Memenuhi permintaan Lady Astwell, Poirot tinggal di Mon Repos, rumah Sir Reuben, demi keperluan penyelidikan. Daftar orang-orang yang dicurigai terlibat pun bertambah dengan cepat. Selain Trefusis, ada Victor; saudara sekaligus partner bisnis korban yang punya sifat cepat naik darah dan memang sering berselisih dengan Sir Reuben. Ada juga Charles Leverson
, keponakan korban yang menurut kesaksian Parsons si pelayan adalah orang terakhir yang mengunjungi Sir Reuben sebelum keesokan paginya mayat sang paman ditemukan.
Ingin membuktikan sesuatu, Poirot meminta kesediaan Lady Astwell untuk menjalani sesi hipnotis. Diketahui bahwa di malam terjadinya pembunuhan, Lady Astwell ingat kalau ia melihat ada seseorang yang bersembunyi di balik tirai sementara ia sedang bertengkar sengit dengan suaminya. Satu-persatu terungkap bahwa Lady Astwell bukan satu-satunya orang yang datang ke kamar kerja suaminya di malam pembunuhan! Lalu apa langkah Poirot berikutnya? Ia sengaja memperpanjang masa tinggalnya di Mon Repos dan menggeledah setiap kamar para penghuninya hingga menimbulkan ketegangan seisi rumah! Sanggupkah ia membuktikan bahwa intuisi Lady Astwell tentang siapa pembunuh suaminya adalah benar, atau malah sebaliknya? Oh ya, untuk ukuran seorang Hercule Poirot, kasus ini adalah satu dari sedikit kasus di mana ia begitu aktif 'bergerak' XD
Daftar Isi Lengkap:
1. Skandal Perjamuan Natal (The Adventure of the Christmas Pudding)
2. Misteri Peti Spanyol (The Mystery of the Spanish Chest)
3. Yang Tak Diperhitungkan (The Under Dog)
4. Buah Blackberry (Four and Twenty Blackbirds)
5. Mimpi (The Dream)
6. Greenshaw's Folly
Abney Hall (sumber) |
Setelah ayahnya meninggal, Agatha Christie dan ibunya selalu merayakan Natal bersama keluarga kakak ipar Christie, James Watts, di Abney Hall, Cheadle, Greater Manchester. Rupanya perayaan Natal di rumah sang kakak ipar menimbulkan kesan yang sangat mendalam bagi Dame Christie dan menjadi kenangan manis yang terus diingatnya sampai masa tua. Dalam kata pengantar Skandal Perjamuan Natal, Dame Christie melukiskan betapa rakusnya diri beliau yang waktu itu baru berusia 11 tahun saat menyantap semua hidangan Natal yang disajikan di Abney Hall. Tak heran bila ada kesan ia begitu bersemangat mendeskripsikan adegan perjamuan Natal di buku Skandal..., karena ia pernah mengalaminya sendiri ^_^
Saat dirinya sudah menjadi penulis terkenal, Dame Christie masih sering mampir ke Abney Hall dan di sini pula ia menulis novelnya yang berjudul After The Funeral. Bila kalian menemukan novel-novel beliau yang berlokasi di rumah mewah di pinggiran kota, nyaris semuanya terinspirasi dari Abney Hall.
Yang tak diperhitungkan, agak sebel waktu Poirot 'mengendus' sana-sini, gak taunya ... XD
BalasHapusGak taunya sudah ada di depan mata? XD
BalasHapusMisteri gong yang ke dua, salah satu judul di kisah2 pendek AC, yang di buku lain diberi judul yang berbeda, mungkin terinspirasi dari Abney Hall juga ya...
BalasHapus