25 Des 2012

Crooked House

Judul Terjemahan: Buku Catatan Josephine
Penulis: Agatha Christie
Alih Bahasa: Mareta
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: 1986 (cetakan pertama)
Tebal: 288 halaman


Niat Charles Hayward untuk menikahi kekasihnya, Sophia Leonides, harus ditunda, bahkan terancam batal. Ini karena Sophia curiga ada sesuatu yang tidak beres di balik meninggalnya sang kakek, Aristide Leonides. Sebelum semuanya jelas, urusan pernikahan mungkin akan menjadi prioritas terakhir gadis itu. Benar saja. Hasil autopsi menunjukkan Aristide meninggal karena keracunan eserine dari suntikan insulin yang rutin diterimanya sebagai seorang penderita diabetes. Seseorang telah menukar isi botol insulin dengan eserine dari obat tetes mata milik Aristide sendiri.


Atas permintaan ayahnya, Asisten Komisaris Scotland Yard, Charles membantu Inspektur Taverner untuk menyelidiki kasus ini. Kunjungannya ke Three Gables, 'pondok bobrok' milik almarhum Aristide membawanya berkenalan dengan keluarga sang jutawan nyentrik keturunan Yunani tersebut: Brenda, istri kedua Aristide yang masih muda, Roger, putra Aristide, istrinya ClemencyPhilip, adik Roger dan ayah Sophia, Magda, istri Philip dan ibu Sophia, Eustace dan Josephine, adik-adik Sophia, dan Edith de Haviland, adik istri pertama Aristide.



Sampul edisi pertama UK
(1949)



Bahkan sebelum Charles terjun langsung dalam penyelidikan, Agatha Christie sudah menampilkan sosok yang 'layak' dijadikan tersangka utama. Nyaris seluruh anggota keluarga Leonides curiga dan bahkan setengah berharap bahwa pelaku pembunuhan itu adalah Brenda. Status istri kedua yang membuatnya dicap sebagai pemburu harta dan gosip hubungan gelapnya dengan Laurence Brown, guru privat Eustace dan Josephine, membuat posisi Brenda tidak menguntungkan. Apalagi dialah yang memberi suntikan insulin mematikan itu.

Charles tak luput dari prasangka yang sama terhadap Brenda. Namun setelah berinteraksi dengan anggota keluarga Leonides yang lain, ia mulai sadar bahwa masing-masing dari mereka juga memiliki motif dan kesempatan sama besar untuk membunuh almarhum. Selain membantu penyelidikan, Charles juga ditugasi oleh ayahnya untuk menjaga Josephine, adik bungsu Sophia yang terobsesi pada cerita-cerita detektif. Kebiasaan buruk Josephine menguping pembicaraan orang lain dianggap dapat membahayakan dirinya karena nyaris tidak ada rahasia di Three Gables yang tidak diketahui gadis cilik berwajah kurang menarik namun cerdas ini.

Penyelidikan polisi menemui jalan buntu, sampai terungkap bahwa sebelum meninggal dunia, Aristide membuat surat wasiat baru yang menetapkan Sophia sebagai pewaris tunggal kekayaannya! Insiden berikutnya terjadi saat Josephine ditemukan pingsan akibat pukulan keras di kepalanya. Siapa yang mencelakakan Josephine? Mungkinkah ada sesuatu yang diketahui gadis cilik itu yang dapat menunjukkan identitas pembunuh kakeknya? Charles dan Taverner berpacu dengan waktu untuk mengungkap misteri ini, hingga seorang korban lagi jatuh...
Sampul edisi Jepang (2004)

Mengapa saya memilih Crooked House atau Buku Catatan Josephine sebagai bahan review pertama? Karena inilah novel Agatha Christie yang pertama kali saya baca (saat itu saya masih kelas 6 SD)dan menjadi pemicu ketagihan saya pada novel-novel detektif/kriminal. Masih segar di ingatan betapa saya yang baru saja 'lulus' membaca cerita-cerita detektif seperti Lima Sekawan, Pasukan Mau Tahu dan lainnya saat itu dibuat kagum oleh cara Agatha menggambarkan para anggota keluarga Leonides: Si culas Brenda, Roger, tipe paman yang ramah sekaligus kikuk, Clemency yang dingin dan penuh pengabdian, Philip si pendiam yang lebih suka berkutat dengan buku, Magda si 'drama queen', Edith yang tegas dan selalu berperan sebagai 'pelindung' keluarga, Eustace yang tampan namun rendah diri, Josephine yang cerdas dan badung... Rasanya nggak terlalu berlebihan deh kalau dibilang Crooked House adalah panduan pertama saya dalam menikmati cerita detektif berlatar keluarga.

Adegan/Dialog Favorit: Charles Hayward dan Josephine Leonides
"Tapi," katanya menambahkan sambil membuang biji apel ke dalam kolam. "Aku tidak akan memberitahu kau. Paling tidak kau bisa menjadi Watson."
Aku mencoba menelan penghinaan ini.
"Oke. Aku jadi Watson. Tapi Watson pun diberi data."
"Diberi apa?"
"Fakta. Kemudian dia membuat kesimpulan yang keliru. Bukankah akan menyenangkan kalau kau melihat aku membuat kesimpulan yang keliru?"
Sesaat Josephine kelihatan tertarik. Tapi kemudian dia menggelengkan kepalanya.
"Nggak ah," katanya, lalu menambahkan. "Aku tidak terlalu senang pada Sherlock Holmes. Dia kuno. Mereka naik kereta berkuda."

(halaman 151-152; terbitan GPU)

Ah, masih sempat-sempatnya Agatha  'meledek' Sherlock Holmes ^^

Judul Crooked House sendiri diambil dari puisi anak-anak berjudul There Was a Crooked Man. Berikut kutipan puisi tersebut beserta terjemahan dalam Bahasa Indonesia:


There was a crooked man and he walked a crooked mile,
He found a crooked sixpence upon a crooked stile,
He bought a crooked cat, which caught a crooked mouse.
And they all lived together in a little crooked house

Seorang lelaki bongkok berjalan terseok-seok,
Dia menemukan keping bengkok di jalan berkelok,
Dia punya kucing jorok yang suka menangkap kodok,
Dan mereka semua tinggal dalam pondok kecil yang bobrok

Puisi ini ternyata berhubungan dengan sejarah Inggris di masa pemerintahan Raja Charles 1. Si 'lelaki bongkok' adalah Sir Alexander Leslie, jenderal Skotlandia yang menandatangani perjanjian jaminan kebebasan beragama dan politik di Skotlandia. Kata 'crooked stile' berarti daerah perbatasan Inggris-Skotlandia, sementara kalimat terakhir puisi merujuk pada fakta sejarah tercapainya kesepakatan antara Inggris dan Skotlandia.

Agatha Christie pernah berkata bahwa Crooked House adalah satu dari beberapa buku yang ia tulis dengan kegembiraan khusus. Memang cerita ini tidak seheboh atau sedahsyat And Then There Were None atau Murder on Orient Express, namun saya bisa membayangkan sosok Agatha yang tersenyum-senyum sendiri begitu memutuskan siapa gerangan si pembunuh. Jujur, dulu saya juga termasuk pembaca yang gagal menebak, namun setelah membaca ulang barulah sadar kalau Agatha cukup murah hati melemparkan petunjuk. Perhatikan setiap dialog yang melibatkan Charles dan *spoiler* ayahnya *spoiler*. Kalian akan menemukan petunjuk itu. Cukup banyak pembaca yang berpendapat bahwa tokoh pembunuh dalam buku ini adalah salah satu yang paling 'mengerikan' dari semua karya Agatha.

Adaptasi
Crooked House pernah diadaptasi oleh BBC Radio 4 menjadi drama radio pada tahun 2008. Sutradara asal Amerika, Neil LaBute, berencana menggarap versi layar lebarnya berdasarkan naskah yang ditulis oleh Julian Fellowes. Beberapa artis yang kabarnya akan membintangi Crooked House adalah: Julie Andrews, Gemma Arterton, Matthew Goode dan Gabriel Byrne.

8 komentar

  1. good. risetnya cukup mendalam. ada isu kontroversial di dalamnya. Cukup mengundang perdebatan seru di resensi blog saya.

    BalasHapus
  2. Yoga Wisaksono24 Apr 2014, 10.43.00

    Salah satu novel Agatha Christie favorit saya, sayang judul Indonesia-nya kok jauh sekali dari "Crooked House", judul versi saya ya "Rumah yang Bobrok"...he he he. Ulasan ini sangat bagus, tidak ada bocoran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih :) Iya. Judul versi terjemahan benar2 'big spoiler' XDD

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. One of my all time fav! ;)

    BalasHapus
  5. Asli keren film nya

    BalasHapus
  6. thanks... i love Agatha Chistie's books

    BalasHapus

© Sel-Sel Kelabu
Maira Gall